Profil Desa Petir
Ketahui informasi secara rinci Desa Petir mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil lengkap Desa Petir, Purwanegara, Banjarnegara. Mengupas tuntas potensi pertanian, wisata alam Curug Pundung Sewu, kondisi geografis, demografi, dan geliat pembangunan infrastruktur di wilayah perbatasan selatan Banjarnegara.
-
Lumbung Agraris di Selatan Banjarnegara
Dengan lahan subur yang luas, Desa Petir menjadi salah satu pusat penghasil palawija, sayuran, dan kayu utama di Kecamatan Purwanegara.
-
Gerbang Perbatasan dengan Pesona Alam
Lokasinya yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kebumen dan keberadaan Curug Pundung Sewu menjadikan desa ini beranda depan kabupaten dengan potensi wisata alam yang kuat.
-
Partisipasi Masyarakat dan Pembangunan Infrastruktur
Desa ini menunjukkan dinamika positif melalui partisipasi aktif warganya dalam pembangunan, terutama dalam peningkatan akses jalan yang vital untuk membuka konektivitas dan ekonomi lokal.

Terletak di gerbang selatan Kabupaten Banjarnegara, Desa Petir di Kecamatan Purwanegara menyimpan potensi besar yang bertumpu pada sektor agraris dan pesona alam yang belum sepenuhnya terjamah. Wilayahnya yang subur dan berbukit, berpadu dengan geliat pembangunan infrastruktur dan partisipasi aktif masyarakat, menjadikan Desa Petir sebagai salah satu wilayah strategis yang patut diperhitungkan. Desa ini tidak hanya berfungsi sebagai lumbung pangan bagi kecamatan, tetapi juga mulai merintis jalan sebagai destinasi wisata alam yang menjanjikan.
Profil ini menyajikan gambaran utuh Desa Petir, merangkum data geografis, demografi, sejarah lokal, hingga potensi ekonomi dan pariwisata berdasarkan data dari pemerintah desa, Badan Pusat Statistik (BPS), serta liputan media. Ini merupakan potret sebuah desa yang dinamis, berupaya mengoptimalkan sumber daya untuk kesejahteraan warganya.
Kondisi Geografis dan Demografi
Desa Petir secara administratif terletak di Kecamatan Purwanegara, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Lokasinya berada di bagian paling selatan kabupaten, berjarak sekitar 11 kilometer dari pusat Kecamatan Purwanegara dan lebih dari 22 kilometer arah barat daya dari ibu kota Kabupaten Banjarnegara. Keunikan posisi geografis ini menempatkan Desa Petir sebagai beranda depan Banjarnegara yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Kebumen.
Berdasarkan data BPS dalam "Kecamatan Purwanegara Dalam Angka 2020", luas wilayah Desa Petir mencapai 1.059,46 hektare atau sekitar 10,59 kilometer persegi, menjadikannya salah satu desa terluas di kecamatannya. Topografi wilayahnya didominasi oleh perbukitan yang merupakan bagian dari rangkaian Pegunungan Serayu Selatan, dengan ketinggian bervariasi antara 100 hingga 500 meter di atas permukaan laut (mdpl). Titik tertinggi berada di Bukit Igir Anjir (532 mdpl) yang menjadi batas alam dengan kabupaten tetangga. Kontur tanah yang bergelombang ini dialiri oleh Sungai Lebakmenak yang membelah desa dari selatan ke utara, berfungsi sebagai sumber irigasi vital bagi lahan pertanian warga.
Secara kewilayahan, Desa Petir memiliki batas-batas yang jelas:
- Sebelah Utara: Berbatasan dengan Desa Pucungbedug.
- Sebelah Timur: Berbatasan dengan Desa Pucungbedug dan wilayah Kecamatan Bawang.
- Sebelah Selatan: Berbatasan langsung dengan Kabupaten Kebumen.
- Sebelah Barat: Berbatasan dengan Desa Kaliajir dan Desa Kalitengah.
Menurut data kependudukan yang dirilis melalui situs resmi desa per akhir Januari 2025, jumlah penduduk Desa Petir tercatat sebanyak 4.723 jiwa. Komposisi penduduknya terdiri dari 2.316 laki-laki dan 2.407 perempuan, yang tersebar di beberapa dusun seperti Krinjing, Bulupitu, Sembir dan Kayubima. Dengan luas wilayah 10,59 km², maka kepadatan penduduk Desa Petir berada di angka sekitar 446 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang moderat, khas wilayah agraris dengan pemukiman yang tidak terlalu padat.
Sejarah dan Pemerintahan Desa
Nama "Petir" memiliki asal-usul unik yang tercatat dalam Babad Desa. Menurut cerita yang diwariskan turun-temurun, nama ini lahir dari sebuah peristiwa yang dialami oleh tokoh bernama Citrakesuma dan para pengikutnya. Dalam perjalanan mereka, rombongan ini beristirahat dan memakan buah dari pohon "nyangkuh" yang rasanya getir. Citrakesuma kemudian berujar, "Kalau begitu, nanti pada saat ramainya zaman, daerah ini saya beri nama Desa Petir," merujuk pada rasa getir buah tersebut. Sejak saat itu, nama Petir melekat dan digunakan hingga sekarang.
Pemerintahan di Desa Petir telah melalui berbagai fase kepemimpinan yang tercatat sejak tahun 1955. Saat ini, pemerintahan desa dijalankan oleh seorang Kepala Desa yang dibantu oleh perangkat desa lainnya, mencakup Sekretaris Desa, beberapa Kepala Urusan (Kaur), dan Kepala Seksi (Kasi), serta para Kepala Dusun. Struktur ini, sesuai dengan peraturan yang berlaku, bertujuan untuk memaksimalkan pelayanan publik dan mengelola pembangunan desa.
Pemerintah Desa Petir menunjukkan komitmen dalam transparansi anggaran, yang terlihat dari publikasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) di situs resmi mereka. Pada tahun anggaran 2024, total pendapatan desa diproyeksikan mencapai lebih dari Rp 3,8 miliar, yang dialokasikan untuk penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Dalam beberapa tahun terakhir, pembangunan infrastruktur menjadi salah satu fokus utama. Berkat sinergi antara pemerintah desa, pemerintah kabupaten, dan partisipasi masyarakat, sejumlah ruas jalan penting seperti jalur Petir-Krinjing dan jalan cor di Dusun Kayubima telah berhasil ditingkatkan. Peningkatan aksesibilitas ini diharapkan dapat membuka isolasi wilayah dan memperlancar roda perekonomian warga.
Potensi Ekonomi dan Komoditas Unggulan
Sebagai desa agraris, tulang punggung perekonomian Desa Petir ditopang oleh sektor pertanian, perkebunan, dan pertambangan galian. Lahan yang subur dimanfaatkan warga untuk menanam padi di area persawahan dan berbagai tanaman palawija di lahan kering. Menurut Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kecamatan Purwanegara, Desa Petir merupakan salah satu sentra penghasil palawija dan aneka jenis sayuran seperti cabai, terong, dan kacang panjang.
Di sektor perkebunan, komoditas kayu seperti albasia dan mahoni menjadi andalan. Selain itu, buah-buahan seperti durian dan rambutan juga banyak dibudidayakan oleh masyarakat, memberikan pendapatan musiman yang signifikan. Pola pertanian dan perkebunan ini didukung oleh kondisi alam yang memungkinkan tanaman tumbuh subur sepanjang tahun.
Selain hasil bumi, Desa Petir juga memiliki potensi di sektor pertambangan, khususnya pasir putih. Aktivitas pertambangan ini menjadi sumber pendapatan alternatif bagi sebagian warga, meskipun pengelolaannya perlu memperhatikan aspek kelestarian lingkungan agar tidak menimbulkan dampak negatif jangka panjang.
Pemerintah desa, sebagaimana tercantum dalam wawancara dengan Kepala Desa Petir yang dikutip dalam sebuah penelitian, terus mendorong diversifikasi ekonomi. Salah satu upaya yang dilakukan yakni melalui pelatihan industri kecil seperti pembuatan suvenir dan tata boga. Lebih jauh, desa juga telah melakukan pengadaan dump truck untuk mendukung industri penyediaan material batu milik warga, sebuah langkah strategis untuk memberdayakan potensi lokal secara mandiri.
Pariwisata Alam yang Menjanjikan
Di tengah dominasi sektor agraris, Desa Petir menyimpan sebuah mutiara tersembunyi yang berpotensi menjadi daya tarik wisata utama, yaitu Curug Pundung Sewu, yang oleh masyarakat lokal juga disebut Curug Teritis. Air terjun ini terletak di Dusun Kayubima dan menawarkan keindahan alam yang masih sangat asri.
Curug Pundung Sewu memiliki ketinggian sekitar 15 meter, dikelilingi oleh tebing bebatuan dan pepohonan rindang yang menciptakan suasana tenang dan sejuk. Gemericik air yang jatuh di antara bebatuan menjadi simfoni alam yang memikat pengunjung. Lokasinya yang berada di kawasan perbukitan menuntut sedikit usaha untuk mencapainya, memberikan sentuhan petualangan bagi para wisatawan.
Saat ini, fasilitas di sekitar air terjun masih dikelola secara sederhana oleh masyarakat lokal, termasuk area parkir, toilet, dan beberapa warung makan. Namun dengan promosi yang lebih gencar dan pengembangan fasilitas yang lebih memadai, Curug Pundung Sewu berpotensi besar untuk menarik lebih banyak wisatawan, baik dari dalam maupun luar Banjarnegara. Keberadaan destinasi ini tidak hanya akan memperkenalkan nama Desa Petir ke khalayak yang lebih luas, tetapi juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat sekitar melalui usaha jasa dan perdagangan. Selain air terjun, puncak Bukit Igir Anjir juga menawarkan panorama perbatasan Banjarnegara-Kebumen yang memukau, potensial untuk dikembangkan sebagai titik pandang atau area rekreasi alam.
Sebagai penutup, Desa Petir merupakan contoh nyata dari sebuah desa di wilayah perbukitan yang kaya akan sumber daya. Dengan modal letak geografis yang subur, sejarah lokal yang unik, masyarakat yang partisipatif, serta potensi ekonomi dan pariwisata yang jelas, Desa Petir memiliki landasan kuat untuk terus bergerak maju. Tantangan ke depan terletak pada bagaimana semua potensi ini dapat dikelola secara berkelanjutan, bersinergi, dan inovatif demi mewujudkan visi desa yang mandiri dan sejahtera.